Jumat, 15 Januari 2010

Agrobisnis Sebagai Landasan Pertanian

Agrobisnis Sebagai Landasan Pertanian

Demikian dikatakan Bupati Kabupaten Landak Adrianus Asia Sidot saat membuka temu agribisnis, Senin (12/1) di aula Kantor Bupati Landak.

Menurut bupati, masyarakat harus melihat bahwa kegiatan temu agrbisnis ini sebagai sebuah sistem yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya.

“Sebagai sebuah sistem, ini tentu didukung oleh sub-sub sistem. Justru yang menjadi tolok ukur keberhasilan agribisnis adalah pada sub-sub sistemnya. Apabila sub sistem ini tidak berjalan, maka jangan harap yang namanya agribisnis ini juga berjalan,” ujar bupati.

Oleh karena itu bupati ingin menyamakan persepsi mengenai masalah agribisnis. Kalau hanya Dinas Pertanian saja yang selalu mendorong para petani untuk meningkatkan produksinya, tetapi sistem penyaluran pupuknya macet, ini juga mengganggu.

“Bagaimana kita bisa melakukan satu sistem agribisnis kalau jika semua kompenen tidak mendukung. Jadi kalau masalah agribisnis ini, tidak hanya Dinas Pertanian saja yang ambil peduli, tapi harus semua elemen terlibat,” tukasnya. Demikian juga dengan jenis agribisnis, kata bupati, tidak hanya tanaman padi saja, produk-produk lain seperti peternakan, perikanan dan perkebunan bisa juga dijadikan agribisnis.

Pada kesempatan itu, bupati menggaris bawahi soal perubahan mental para petani khusus di Landak. Sebab intinya ada di para petani tersebut, baik petani diperdesaan yang masih mengandalkan ototnya dan kemurahan alam dalam sistem pertaniannya, maupun para petani yang sudah memakai seluruh kekuatan yang ada seperti otot, otak, modal dan teknologi. “Jadi kalau bertani kita harus memakai empat komponen tersebut. Masalah inipun menjadi visi dari Kabupaten Landak. Kita menginginkan terdepan dibidang ekonomi kerakyatan. Sedangkan yang menjadi landasannya adalah agro atau pertanian,” papar bupati. Namun demikian, tambahnya, pertanian ini tidak hanya disebut pertanian saja, tapi pertanian bagaimana yang diinginkan. Sebab yang diinginkan masyarakat adalah pertanian yang dikemas dalam satu sistem bisnis, sehingga pertanian ini betul-betul secara nyata menjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat.

“Jadi tidak hanya labelnya petani, tetapi sebetulnya kalau kita lihat petani atau dia sebagai petani, itu sebagai sampingan saja, dia tidak fokus. Sekarang kita ingin mengarahkan bahwa masyarakat kita ini fokus. Makanya basis kita adalah ogrobisnis dan agroindustri,” ucapnya.

Namun basis agrobinis dan agroindustri tersebut tidak cukup hanya slogan saja. Hal ini tentunya harus diupayakan secara nyata. Bagaimana menyusunya, tentu ada instansi teknis yang menanganinya.

“Inilah yang nantinya saya harapkan bisa menemukan bagaimana agribisnis kita. Sebab barangkali semua daerah punya spesifikasi sendiri-sendiri, punya kekhasan masing-masing. Tidak bisa misalnya Landak disamakan dengan Sambas, karena dari sisi geografis sudah berbeda dan budaya masyarakatnya juga berbeda,” paparnya. Ia berharap mudah-mudahan instansi teknis bisa menemukan pola yang khas untuk Landak. Mereka diharapkan bisa menyusun atau melaksanakan agribisnis pola Landak.

Temu agribisnis yang diselenggarakan Dinas Pertanian Landak juga dihadiri Kepala Dinas Pertanian Landak Pa’du Palimbong, Kepala Bank Kalbar cabang Ngabang Mursalin, para pelaku agrobisnis di Landak, para camat se Landak dan para undangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar