Selasa, 12 Januari 2010

Homoseksual

Wajah Homoseksual, Gampang Dikenal

Benarkah dalam hitungan detik, orang bisa mengenali apakah seseorang dihadapannya homoseksual atau bukan, hanya dari wajahnya? Temuan ini memperkuat pendapat bahwa pikiran bawah sadar manusia berperan penting dalam memandu perilakunya.

Manusia dikenal sebagai makhluk paling pintar dan cepat menilai sesamanya. Hal tersebut telah disimpulkan sebagai hasil penelitian yang dilakukan dua psikolog, Nalini Ambady dan Rovert Rosenthal, tahun 1994.

Saat itu, mereka menghadapkan orang-orang pada video seorang profesor yang sedang mengajar berdurasi dua detik saja kemudian diminta memberikan opini mengenai kemampuan mengajarnya. Hasil penilaian tersebut ternyata mirip benar dengan penilaian para mahasiswa profesor tersebut yang diajar selama satu semester.

Temuan ini tidak hanya mengejutkan tapi membuat penasaran para pakar perilaku untuk meguak rahasia kemampuan manusia menilai sesamanya dalam waktu sangat singkat. Ambady kemudian bersama koleganya, Nicholas Rule, sama-sama dari Universitas Tufts, Massachusets, AS meneliti apakah hal tersebut juga berlaku untuk menilai orientasi seksual.

Sukarelawan lelaki maupun perempuan dihadapkan 90 lembar foto wajah lelaki homoseksual dan lelaki normal secara acak, masing-masing antara 33 milidetik hingga 10 detik. Saat diberikan waktu 100 milidetik atau lebih, mereka dapat mendeteksi foto lelaki mana yang homoseksual dengan tingkat ketepatan 70 persen.

Jika waktunya kurang dari itu, mereka kesulitan. Namun, jika diberikan waktu lebih lama, peluangnya tidak semakain baik. Apa yang paling menarik adalah tambahan waktu tidak meningkatkan hasil, ujar Ambady yang melaporkan penelitian ini dalam Journal of Experimental Social Psychology edisi terbaru. Jadi, mungkin ada benarnya juga semboyan cinta pada pandangan pertama.

Awas! Jumlah Homoseksual Pengidap HIV Meningkat
Rabu, 22 Sep 2004 11:00:48


Pdpersi, Jakarta - Jumlah penganut homoseksual (gay) yang terserang HIV meningkat di Singapura. Hal itu terungkap dari data statistik pemerintah.

Tiga puluh satu dari 138 kasus baru penularan HIV yang dilaporkan pada semester pertama 2004 terjadi melalui prilaku homoseksual, meningkat dibandingkan 40 kasus selama 2003. Demikian diungkapkan Kementerian Kesehatan Singapura dalam data statistik paling akhirnya mengenai penularan HIV di Singapura. Pada 2001 terdapat 26 kasus penularan Virus Menurunnya Daya Tahan Tubuh Manusia (HIV) melalui hubungan homoseksual dan jumlah itu naik jadi 30 pada 2002.

"Penularan melalui hubungan heteroseksual telah menjadi cara paling umum penularan HIV di kalangan warga Singapura sejak 1991. Namun sejak 2001 kecendrungan peningkatan penularan HIV telah terjadi di kalangan pria homoseksual di Singapura, dari 12 kasus yang dilaporkan pada 2000 menjadi 40 kasus tahun 2003," kata dia.

"Selama semester pertama tahun ini, tiga puluh satu dari 138 kasus baru yang dilaporkan terjadi melalui hubungan homoseksual," katanya.

Kasus penularan paling akhir HIV tersebut membuat jumlah warga Singapura yang terserang virus itu menjadi 2.213 sejak pasien pertama HIV/AIDS dideteksi di negara kota tersebut pada 1985. Dari 2.213 kasus, 535 telah terserang AIDS, 844 penderita asymptomatic dan 834 telah tewas akibat penyakit itu, kata Kementerian tersebut.

Hubungan seks tetap menjadi pola utama penularan HIV di Singapura, katanya. Penularan melalui hubungan heteroseksual tercatat 65 persen dari 138 kasus yang dilaporkan pada paruh pertama tahun 2004. Penularan karena homoseksual 23 persen dan biseksual delapan persen. (iis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar